Kamis, 20 Juni 2013

kompetensi dan kebutuhan dasar manusia

TUGAS

SUMBER DAYA BERKELANJUTAN
“ KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA”

Disusun Oleh :
1.          Andrian
2.          Dena Astiani Noor Fauziyah
3.          Sri Setia Ningsih
PGSD 6-i
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PGSD
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
2013
 


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu.  Kebutuhan dasar  manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan kebutuhan yang terbesar meliputi  nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunyabertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar dari pada kebutuhan lainnya. Oleh karena itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia.
 Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan. walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan  perawat untuk memahami hunbungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini,  beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
BAB II
PEMBAHASAN
KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1.      Kompetensi dan Profil Dasar Penduduk
            Kompetensi adalah keyakinan diri akan kemampuan dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Kompetensi suatu masyarakat sangat tergantung pada cara berfikir yang diwujudkan oleh segenap individu sebagai keseluruhan sumber daya manusia.kompetensi dasar dan kebutuhan dasar manusia adalah dua sisi yang saling menentukan. Berdasarkan kompetensinya itulah manusia menentukan kebutuhan dasarnya.
·         Tingkat Kompetensi atau kemampuan manusia secara terpadu untuk melaksanakan kegiatan dan prilakunya bagi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan diri dan sesamanya.
·         Tingkat Pendapatan
·         Tingkat Peluang dan Kesempatan
·         Tingkat Keadilan
·         Tingkat Ketentraman dan Kerawanan Sosial dan Fisik
·         Tingkat Pendidikan
2.      Kebutuhan Dasar
            Sebagaimana diungkapkan oleh Maslow 1970 manusia adalah makhluk yang cukup unik dalam kebutuhan dasar hidupnya. Kalau makhluk hidup diluar manusia kebutuhan dasar mereka lebih utama kebutuhan fisiologi untuk bertahan hidup, walaupun sebagai pelengkapan kebutuhan mereka juga memiliki naluri fisik keamanan eksistensinya. Jadi kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki dapat dikelompokkan sebagai kebutuhan fisiologi, fisik dan fsikologi, dan pemenuhan akan kebutuhannya ini merupakan kewajiban dan hak asasi setiap orang. Kondisi fisiologi adalah terpenuhinya pangan bagi masyarakat yang dikenal dengan istilah ketahanan pangan, disamping kebutuhan fisiologi akan air dan udara, khususnya oksigen. Ketahanan pangan itu merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan fisiologi bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan, air dan udara yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
3. Kebutuhan Fisiologi
3.1       Keamanan dan ketahanan pangan
            Dari kebutuhan fisiologi tersebut terlihat bahwa keamanan pangan merupakan kriteris penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh disamping ketersediaan pangan keterjangkauan pangan penerimaan pangan. Keamanan pangan itu sendiri diartikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan kerusakan, pencemaran biologi, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
3.2       Lingkungan dan keamanan pangan
            Dari dampak lingkungan yang buruk itulah maka pangan akan tercemar oleh bahaya hayati seperti cemaran bakteri pathogen, bahaya kimia seperti cemaran bahan-bahan kimia berbahaya, dan bahaya fisik seperti pecahan gelas, logam dan benda-benda asing lainnya. Pada dasarnya pangan yang kita makan selain untuk memenuhi kebutuhan tubuh karena lapar tetapi juga yang penting adalah karena zat melalui gizinya digunakan oleh tubuh untuk membangun tubuh dan mempertahankan kehidupan. Pangan yang masuk kedalam tubuh akan dicerna zat gizinya diserap dan digunakan dalam metabolisme didalam tubuh. Oleh karena itu jelas bahwa keamanan pangan sangat erat kaitannya dan berpengaruh terhadap status gizi masyarakat pada khususnya dan terhadap perkembangan sumber daya manusia pada umumnya.
3.3       Kasus keracunan pangan
            Masalah keamanan pangan berupa keracunan karena pangan masih banyak terjadi di Indonesia, kasus-kasus keracunan atau penyakit karena pangan sering dilaporkan oleh media massa yang pada umumnya terjadi karena penanganan pangan yang salah di sektor idustri jasa boga non formal. Persentase terbesar dari kasus keracunan karena pangan diatas banyak bersumber dari kasus dirumah tangga sebesar 46,7%, di ikuti oleh kasus perusahaan jasa boga atau catering sebesar 22,4%, pangan olahan sebesar 15,1%, dan pangan jajanan sebesar 14,5%. Disamping itu masih ada yang tidak dilaporkan sebesar 1,3%. Umumnya cemaran mikroba karena kondisi lingkungan yang buruk menjadi penyebab, yaitu terjadinya kontaminasi silang dari lingkungan yang kotor ke pangan yang sudah di masak.
3.4 Cemaran Bahan Kimia
Penurunan tingkat keamanan pangan selain karena cemaran bakteri patogen, juga sering terjadi karena bahan kimia dari lingkungan. Cemaran bahan kimia yang berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan undustri dapat tersebar melalui udara , atau melalui air dan tanah ke dalam ikan, tanaman atau hewan. Penyebab utama pencemaran pada pangan adalah udara, air atau tanah yang tercemar oleh bahan-bahan kimia. Emisi dari industri dan knalpot kendaraan adalah pencemaran udara yang umum terjadi. Timbal (pb) adalah cemaran kimia yang berasal dari udara yang kemudian menempel dan kemudian diserap kedalam tanaman pangan maupun sayuran dan buah-buahan. Timbal dari limbah industri yang dibuang ke perairan sering masuk kedalam tubuh ikan, kemudian ikannya dikonsumsi. Merkuri (Hg) yang berasal dari pertambangan emas tanpa izin juga dapat masuk ke dalam bahan pangan.
Contoh keracunan pangan karena bahan kimia adalah kasus keracunan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1985. Sebanyak 1.375 orang mengalami keracunan karena makan semangka yang ditanam pada tanah yang diperlakukan dengan pestisida aldicarb. Ada beberapa lagi cemaran bahan kimia yang menyebabkan pangan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, antara lain misalnya pencemaran oleh kadmium (Cd), PCBs (polychlorinated biphenyls), aflatoksin, pestisida organokhlor dan pestisida organosfor.
3.5 Badan Pengawasan Obat dan Makanan
            BPOM ( Badan Pengawasan Obat dan Makanan) yang dulu berada sebagai bagian dari kementrian Kesehatan, pada saat ini merupakan badan otonom yang mengatur dan mengawasi kebutuhan dasar masyarakat akan makanan, obat-obatan termasuk komplemen makanan (vitamin, mineral dan sebagainya) serta kosmetik.
            Dalam BPOM terdapat Deputi Ketua Pengawasan Obat, termasuk produk komplemen dan kosmetik.
            BPOM menerbitkan buletin yang disebut Food Watch berbagai panflet. Dari data surveillance tentang food safety diperoleh kenyataan bahwa pada tahun 2004 terjadi 153 kasus pencemaran makanan yang menimpa siswa SD, SMP, SMA dan universitas. Untuk itu telah dicatat 1.067 data keracunan yang menimpa murid SD dan SMP dan ada seorang yang meninggal. Keracunan makanan pada siswa itu umumnya karena kurangnya pengawasan atas pedagang keliling yang menjual makanan atau minuman.
            Dalam pengawasan obat, kosmetik dan produk komplemen telah dilakukan evaluasi tentang produksi, distribusi dan pelayanan obat. Pada tahun 2005 di sejumlah pemeriksaan terhadap industri farmasi terdapat 48 % sarana yang tidak memenuhi ketentuan.
UNEP/ FAO/WHO Food Contamination Monitoring Programme (GEMS/Food) aktif sekali memantau pencemaran pangan oleh bahan kimia dan menjelaskan bahaya dari pencemaran pangan. Tujuan dari pemantauan ini antara lain untuk mengetahui seberapa jauh manusia dan lingkungannya terpapar oleh cemaran berbahaya baik bahaya biologi maupun bahaya kimiawi.
3.6 Upaya Meningkatkan Keamanan Pangan
            Dari segi pengawasan ada dua cara utama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan pangan, yaitu upaya pencegahan dan upaya penindakan secara hukum. Upaya untuk selalu meningkatakan kepedulian akan lingkungan sebagaimana diuraikan diatas adalah salah satu upaya pencegahan agar masalah keamanan pangan dapat ditangani. Seharusnya upaya pencegahan ini menjadi prioritas awal dan utama dalam pengawasan keamanan pangan. Diharapkan dengan upaya ini budaya untuk menghasilkan bahan maupun rpoduk pangan yang aman akan berkembang. Upaya melalui penindakan secara hukum tetap harus dilakukan karena jika terjadi pelanggaran-pelanggaran atas peraturan dan perundang-undngan yang berlaku.
3.7 Tindakan Prefentif
Makanan yang sehat sangat diperlukan bagi keshatan kita sejak dini. Misalnya sinar ultraviolet yang menybabkan kerusakan mata, terutama pada bayi dan anak karena sinar ultraviolet. Pada bayi dan anak keruskaan lensa mata ini dapat diminimalkan oleh lutein yang tidak sintesis dalam tubuh, tetapi dapat diperoleh dari makanan seperti kuning telur, jagung, melon, cabai, dan sayuran hijau. Lutein ini berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi retina terhadap sinar ultraviolet. Lutein juga terdapat pada ais susu ibu (ASI) yang berperan pada perkembangan sel otak depan.
3.8 Tindakan Represif
            Kebutuhan dasar fisiologi tersebut diatas untuk memperoleh kesehatan fisik, masih dapat diperkuat dengan ditopang oleh latihan fisik seperti olahraga , yoga, pijat refleksi dan sebagainya. Indonesia dikenal sebagai negara tropika kaya raya, tetapi ironi adanya angka kemsikinan masyarakat yang cukup bermakna. Dalam keadaan demikian, ketahan fisiologi pangan akan sulit dicapai, sehingga derajat kesehatannya pun akan menurun , dan risiko sakit akan membutuhkan keseimbangan kembali untuk mendapatkan status kesehatan. Untuk itu diperlukan tindakan represif. Oleh karena ituu diperlukan kompetensi atau keterampilan profesi kedokteran. Berbagai keadaan sakit akan memerlukan pendekatan berbagai cabang kedokteran, serta pelayanan kedokteran dilengkapi dengan pelayanan rumah sakit sebagai pelayan represif (pengobatan).
            Jadi kecukupan pangan yang tidak tercapai itu perlu diatasi dengan berbagai cara :
1.      Dengan berbagai suplemen , seperti A,B,C,D,E dan sebagainya. Juga dengan suplemen seperti minyak ikan, omega 3, 6, 9 , bawang putih dan lain-lainnya.
2.      Dengan minum jamu yang berfungsi ganda. Selain buat obat jamu juga berfungsi sebagai suplemen dalam gizi sehari-hari.
3.      Akhirnya kalau benar jatuh sakit akan diperlukan obat, diperlukan profesi farmakologi (ilmu tentang obat-obatan). Jadi berbagai obat seperti amoxyline, streptomycine, penniciline, imodium, dan sebagainya adalah preparat yang berfungsi sebagai obat.
Dalam perkembangan ilmu kesehatan dan ilmu kedokteran juga timbul perkembangan yang cukup dinamik . dalam ilmu kedokteran dimulai dengan berkembangnya community medicine (pengobatan masyarakat) , yang disusul adanya community health ( kesehatan masyarakat). Belakangan dibeberapa perguruan tinggii ada gejala penyatuan keduanya dalam salah satu lembaga pendidikan kesehatan : kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dan kedokteran.
4.      Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik terdiri atas keamanan dan ketentraman sosial
4.1  Perlindungan
Manusia memerlukan perlindungan fisik, berupa perumahan yang aman untuk dihuni, bebas dari keadaan atau tatanan alam yang dapat menimbulkan risiko seperti gempa bumi, aman dari letusan merapi,banjir dan sebagainya.
Perbedaan antara kecukupan dalam kehidupan juga mengakibatkan perbedaan mutu rumah sebagai perlindungan keluaraga. Pada umumnya rumah di desa keadaannya sederhana tapi cukup untuk keperluan perlindungan diri beserta keluarga. Sedangkan di kota menunjukkan kesenjangan cukup bermakna antara rumah kampung yang miskin disela-sela rumah mewah dan bertingkat.
4.2  Ketentraman
Ketentraman sosial adalah perlindungan dari kericuhan yang ditimbulkan oleh manusia seperti pencurian, perampokan, teror dan huru hara lainnya. Perlindungan terhadap gangguan manusia diharapkan diperoleh dari ketentraman yang dijamin dengan hukum dan peraturan perundang-undangan buatan manusia. Akhirnya ketentraman masyarakat ini juga harus mengacu pada hukum kosmos dari tatanan alam.
Ketentraman lahir sangat mempengaruhi ketentraman batin. Pada umumnya untuk hidup di kota dituntu ketahanan diri yang kuat untuk menghadapi tantangan ketentraman lahir dan batin.
5.      Kebutuhan Psikologi
Kebutuhan dasar manusia dan keberadaannya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan masalah sikap kejiwaannya. Untuk itu dikenal psikologi lingkungan (Bonnes & Secchiaroli 1995; Sarwono 1992).
Sikap dan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh perilaku ruang (spatial behavior). Hal ini mungkin sekali akan menimbulkan ketegangan lingkungan, misalnya keadaan reuang yang akan memicu kejiwaan seseorang , sifat cahaya dan suhu.Jadi pada dasarnya pengaruh lingkungan terhadap kejiwaan seseorang dapat bersifat internal, eksternal, maupun transendental
5.1  Faktor Internal
Faktor internal yang memperngaruhi seseorang dapat berbeda-beda. Dalam kehadiran seseorang dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada :
1.      Jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang.
2.      Empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan oranglain dalam sistem sosial dimana dia berada.
3.      Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong oranglain.
5.2  Faktor eksternal
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga akan sangat mendapatkan pengaruh eksternal, yakni faktor perilaku kepedulian sesama dan kehormatan.
1.      Kepedulian, faktor diperhitungkan keberadaan kita.
2.      Kehormatan , mulai dari self-esteem, kehormatan diri diantara sesamanya.
5.3  Faktor transendental
Tuhan yang menciptakan kita berada dimana kita berada yang selalu merasa dekat dengan-Nya, tetapi tidak sama dengan tuhan, karena hubungan kita dengan Tuhan adalah transendental.
6.      Benda dengan Segenap Makna Fisik dan Kimiawi
Dalam menelaah segala ciptaan di Bumi dan sekitarna inio perlu dipahami bahwa segenap pengada, baik yang ragawi maupun insani pada dasarnya sekaligus memperlihatkan sifat fisik dan kimiawi.
            Misalnya 02 (oksigen) dan CO2 (karbondioksida) keduanya dikenal sebagai bahan kimia, tetapi keberadaannya sebagai gas, baik gas oksigen maupun gas karbondioksida merupakan benda secara fisik. Contoh lain adalah H2O yang dikenal sebagai benda dengan rumus kimiawi, tetapi keberadaan di alam sebagai air. Proses yang dialami oleh air pun keberadaannya dapat bersifat fisik, misalnya kalau gula yang manis dilarutkan dalam air, rasa yang manis dengan tambahan air berubah sifat fisiknya menjadi kurang atau tidak manis.
            Dalam tubuh makhluk hidup , termasuk manusia perwujudnannya memang fisik sebagai pengada insani lain, tetapi dalam kehidupannya segala proses yang terjadi bersifat fisik maupun kimia, akrena itu dalam metabolisme disebut proses fisika-kimia.
6.1  Pendekatan strategik pengelolaan kimia
Dalam mengembangkan kerja sama internasional tentang penyelamatan penggunaan bahan kimia diharapkan agar World Customs Organization (WCO) ikut mengatur dan mengawasi peredaran lalu lintas bahan kimia antarnegara.
6.2  Tim koordinasi pengelolaan bahan kimia secara strategik
Sebagai tindak lanjut komitmen Pemerintaah Indonesia sejak tahun 1997 telah dibentuk Tim Teknis Pengelolaan Bahan Kimia Terpadu yang terdiri atas wakil lintas sektor dengan Kementrian Lingkungan Hidup sebagai leading sektor dengan dibantu oleh Badan POM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).sektor yang terkait didalam tim tersebut adalah Komisi Pestisida, Kerja sama BATAN-Depkes, Badan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Komisi AMDAL (baca: Komisi Kelayakan Pembangunan), Forum Koordinasi Manajemen Kimia Terpadu, dan berbagai badan lain yang dalam pembentukan sebagai Pusat Pengendalian Keracunan/Pusat Informasi Keracunan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kompetensi suatu masyarakat sangat tergantung pada cara berfikir yang diwujudkan oleh segenap individu sebagai keseluruhan sumber daya manusia.kompetensi dasar dan kebutuhan dasar manusia adalah dua sisi yang saling menentukan.
Jadi kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki dapat dikelompokkan sebagai kebutuhan fisiologi, fisik dan fsikologi, dan pemenuhan akan kebutuhannya ini merupakan kewajiban dan hak asasi setiap orang.
Dari kebutuhan fisiologi tersebut terlihat bahwa keamanan pangan merupakan kriteris penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh disamping ketersediaan pangan keterjangkauan pangan penerimaan pangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar