TUGAS
SUMBER DAYA BERKELANJUTAN
“ KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA”
Disusun Oleh :
1.
Andrian
2.
Dena
Astiani Noor Fauziyah
3.
Sri Setia
Ningsih
PGSD 6-i
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PGSD
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan
dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang
mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan
dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik,
psikologis dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena
merupakan kebutuhan yang terbesar meliputi
nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan seksual, oleh karena
itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti perkembangan kemampuan pasien
dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
dasar terutama pasien imobilisasi.
Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologis maupun psikologis, yang tentunyabertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri,
dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Kebutuhan dasar manusia
merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar
manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan
dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan manusia
tertentu lebih mendasar dari pada kebutuhan lainnya. Oleh karena itu beberapa
kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia
seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia.
Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia
tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia
dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan. walaupun setiap
orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai
kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi
menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut
maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami
hunbungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada
kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan
daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
BAB
II
PEMBAHASAN
KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
1.
Kompetensi
dan Profil Dasar Penduduk
Kompetensi
adalah keyakinan diri akan kemampuan dalam menghadapi berbagai permasalahan
dalam kehidupan. Kompetensi suatu masyarakat sangat tergantung pada cara
berfikir yang diwujudkan oleh segenap individu sebagai keseluruhan sumber daya
manusia.kompetensi dasar dan kebutuhan dasar manusia adalah dua sisi yang
saling menentukan. Berdasarkan kompetensinya itulah manusia menentukan
kebutuhan dasarnya.
·
Tingkat Kompetensi atau kemampuan
manusia secara terpadu untuk melaksanakan kegiatan dan prilakunya bagi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan diri dan sesamanya.
·
Tingkat Pendapatan
·
Tingkat Peluang dan Kesempatan
·
Tingkat Keadilan
·
Tingkat Ketentraman dan Kerawanan Sosial
dan Fisik
·
Tingkat Pendidikan
2.
Kebutuhan
Dasar
Sebagaimana diungkapkan oleh Maslow
1970 manusia adalah makhluk yang cukup unik dalam kebutuhan dasar hidupnya.
Kalau makhluk hidup diluar manusia kebutuhan dasar mereka lebih utama kebutuhan
fisiologi untuk bertahan hidup, walaupun sebagai pelengkapan kebutuhan mereka
juga memiliki naluri fisik keamanan eksistensinya. Jadi kebutuhan dasar manusia
yang paling hakiki dapat dikelompokkan sebagai kebutuhan fisiologi, fisik dan
fsikologi, dan pemenuhan akan kebutuhannya ini merupakan kewajiban dan hak
asasi setiap orang. Kondisi fisiologi adalah terpenuhinya pangan bagi
masyarakat yang dikenal dengan istilah ketahanan pangan, disamping kebutuhan
fisiologi akan air dan udara, khususnya oksigen. Ketahanan pangan itu merupakan
kondisi terpenuhinya kebutuhan fisiologi bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan, air dan udara yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau.
3.
Kebutuhan Fisiologi
3.1 Keamanan
dan ketahanan pangan
Dari kebutuhan fisiologi tersebut
terlihat bahwa keamanan pangan merupakan kriteris penting dalam mewujudkan
ketahanan pangan yang kokoh disamping ketersediaan pangan keterjangkauan pangan
penerimaan pangan. Keamanan pangan itu sendiri diartikan sebagai kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan kerusakan,
pencemaran biologi, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia.
3.2 Lingkungan dan keamanan pangan
Dari dampak lingkungan yang buruk
itulah maka pangan akan tercemar oleh bahaya hayati seperti cemaran bakteri
pathogen, bahaya kimia seperti cemaran bahan-bahan kimia berbahaya, dan bahaya
fisik seperti pecahan gelas, logam dan benda-benda asing lainnya. Pada dasarnya
pangan yang kita makan selain untuk memenuhi kebutuhan tubuh karena lapar
tetapi juga yang penting adalah karena zat melalui gizinya digunakan oleh tubuh
untuk membangun tubuh dan mempertahankan kehidupan. Pangan yang masuk kedalam
tubuh akan dicerna zat gizinya diserap dan digunakan dalam metabolisme didalam
tubuh. Oleh karena itu jelas bahwa keamanan pangan sangat erat kaitannya dan
berpengaruh terhadap status gizi masyarakat pada khususnya dan terhadap
perkembangan sumber daya manusia pada umumnya.
3.3 Kasus keracunan pangan
Masalah keamanan pangan berupa
keracunan karena pangan masih banyak terjadi di Indonesia, kasus-kasus
keracunan atau penyakit karena pangan sering dilaporkan oleh media massa yang
pada umumnya terjadi karena penanganan pangan yang salah di sektor idustri jasa
boga non formal. Persentase terbesar dari kasus keracunan karena pangan diatas
banyak bersumber dari kasus dirumah tangga sebesar 46,7%, di ikuti oleh kasus
perusahaan jasa boga atau catering sebesar 22,4%, pangan olahan sebesar 15,1%,
dan pangan jajanan sebesar 14,5%. Disamping itu masih ada yang tidak dilaporkan
sebesar 1,3%. Umumnya cemaran mikroba karena kondisi lingkungan yang buruk
menjadi penyebab, yaitu terjadinya kontaminasi silang dari lingkungan yang
kotor ke pangan yang sudah di masak.
3.4
Cemaran Bahan Kimia
Penurunan
tingkat keamanan pangan selain karena cemaran bakteri patogen, juga sering
terjadi karena bahan kimia dari lingkungan. Cemaran bahan kimia yang berasal
dari kegiatan manusia seperti kegiatan undustri dapat tersebar melalui udara ,
atau melalui air dan tanah ke dalam ikan, tanaman atau hewan. Penyebab utama
pencemaran pada pangan adalah udara, air atau tanah yang tercemar oleh
bahan-bahan kimia. Emisi dari industri dan knalpot kendaraan adalah pencemaran
udara yang umum terjadi. Timbal (pb) adalah cemaran kimia yang berasal dari
udara yang kemudian menempel dan kemudian diserap kedalam tanaman pangan maupun
sayuran dan buah-buahan. Timbal dari limbah industri yang dibuang ke perairan
sering masuk kedalam tubuh ikan, kemudian ikannya dikonsumsi. Merkuri (Hg) yang
berasal dari pertambangan emas tanpa izin juga dapat masuk ke dalam bahan
pangan.
Contoh
keracunan pangan karena bahan kimia adalah kasus keracunan yang terjadi di
Amerika Serikat pada tahun 1985. Sebanyak 1.375 orang mengalami keracunan
karena makan semangka yang ditanam pada tanah yang diperlakukan dengan
pestisida aldicarb. Ada beberapa lagi cemaran bahan kimia yang menyebabkan
pangan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, antara lain misalnya pencemaran
oleh kadmium (Cd), PCBs (polychlorinated biphenyls), aflatoksin, pestisida
organokhlor dan pestisida organosfor.
3.5
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
BPOM
( Badan Pengawasan Obat dan Makanan) yang dulu berada sebagai bagian dari
kementrian Kesehatan, pada saat ini merupakan badan otonom yang mengatur dan
mengawasi kebutuhan dasar masyarakat akan makanan, obat-obatan termasuk
komplemen makanan (vitamin, mineral dan sebagainya) serta kosmetik.
Dalam BPOM terdapat Deputi Ketua
Pengawasan Obat, termasuk produk komplemen dan kosmetik.
BPOM menerbitkan buletin yang
disebut Food Watch berbagai panflet. Dari data surveillance tentang food safety
diperoleh kenyataan bahwa pada tahun 2004 terjadi 153 kasus pencemaran makanan
yang menimpa siswa SD, SMP, SMA dan universitas. Untuk itu telah dicatat 1.067
data keracunan yang menimpa murid SD dan SMP dan ada seorang yang meninggal.
Keracunan makanan pada siswa itu umumnya karena kurangnya pengawasan atas
pedagang keliling yang menjual makanan atau minuman.
Dalam pengawasan obat, kosmetik dan
produk komplemen telah dilakukan evaluasi tentang produksi, distribusi dan
pelayanan obat. Pada tahun 2005 di sejumlah pemeriksaan terhadap industri
farmasi terdapat 48 % sarana yang tidak memenuhi ketentuan.
UNEP/
FAO/WHO Food Contamination Monitoring Programme (GEMS/Food) aktif sekali
memantau pencemaran pangan oleh bahan kimia dan menjelaskan bahaya dari
pencemaran pangan. Tujuan dari pemantauan ini antara lain untuk mengetahui
seberapa jauh manusia dan lingkungannya terpapar oleh cemaran berbahaya baik
bahaya biologi maupun bahaya kimiawi.
3.6
Upaya Meningkatkan Keamanan Pangan
Dari segi pengawasan ada dua cara
utama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan pangan, yaitu upaya
pencegahan dan upaya penindakan secara hukum. Upaya untuk selalu meningkatakan
kepedulian akan lingkungan sebagaimana diuraikan diatas adalah salah satu upaya
pencegahan agar masalah keamanan pangan dapat ditangani. Seharusnya upaya
pencegahan ini menjadi prioritas awal dan utama dalam pengawasan keamanan
pangan. Diharapkan dengan upaya ini budaya untuk menghasilkan bahan maupun
rpoduk pangan yang aman akan berkembang. Upaya melalui penindakan secara hukum
tetap harus dilakukan karena jika terjadi pelanggaran-pelanggaran atas
peraturan dan perundang-undngan yang berlaku.
3.7
Tindakan Prefentif
Makanan
yang sehat sangat diperlukan bagi keshatan kita sejak dini. Misalnya sinar
ultraviolet yang menybabkan kerusakan mata, terutama pada bayi dan anak karena
sinar ultraviolet. Pada bayi dan anak keruskaan lensa mata ini dapat
diminimalkan oleh lutein yang tidak sintesis dalam tubuh, tetapi dapat
diperoleh dari makanan seperti kuning telur, jagung, melon, cabai, dan sayuran
hijau. Lutein ini berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi retina terhadap
sinar ultraviolet. Lutein juga terdapat pada ais susu ibu (ASI) yang berperan
pada perkembangan sel otak depan.
3.8
Tindakan Represif
Kebutuhan
dasar fisiologi tersebut diatas untuk memperoleh kesehatan fisik, masih dapat
diperkuat dengan ditopang oleh latihan fisik seperti olahraga , yoga, pijat
refleksi dan sebagainya. Indonesia dikenal sebagai negara tropika kaya raya,
tetapi ironi adanya angka kemsikinan masyarakat yang cukup bermakna. Dalam
keadaan demikian, ketahan fisiologi pangan akan sulit dicapai, sehingga derajat
kesehatannya pun akan menurun , dan risiko sakit akan membutuhkan keseimbangan
kembali untuk mendapatkan status kesehatan. Untuk itu diperlukan tindakan
represif. Oleh karena ituu diperlukan kompetensi atau keterampilan profesi
kedokteran. Berbagai keadaan sakit akan memerlukan pendekatan berbagai cabang
kedokteran, serta pelayanan kedokteran dilengkapi dengan pelayanan rumah sakit
sebagai pelayan represif (pengobatan).
Jadi kecukupan pangan yang tidak
tercapai itu perlu diatasi dengan berbagai cara :
1. Dengan
berbagai suplemen , seperti A,B,C,D,E dan sebagainya. Juga dengan suplemen
seperti minyak ikan, omega 3, 6, 9 , bawang putih dan lain-lainnya.
2. Dengan
minum jamu yang berfungsi ganda. Selain buat obat jamu juga berfungsi sebagai
suplemen dalam gizi sehari-hari.
3. Akhirnya
kalau benar jatuh sakit akan diperlukan obat, diperlukan profesi farmakologi
(ilmu tentang obat-obatan). Jadi berbagai obat seperti amoxyline,
streptomycine, penniciline, imodium, dan sebagainya adalah preparat yang
berfungsi sebagai obat.
Dalam perkembangan ilmu kesehatan dan ilmu
kedokteran juga timbul perkembangan yang cukup dinamik . dalam ilmu kedokteran
dimulai dengan berkembangnya community medicine (pengobatan masyarakat) , yang
disusul adanya community health ( kesehatan masyarakat). Belakangan dibeberapa
perguruan tinggii ada gejala penyatuan keduanya dalam salah satu lembaga
pendidikan kesehatan : kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dan
kedokteran.
4.
Kebutuhan
Fisik
Kebutuhan
fisik terdiri atas keamanan dan ketentraman sosial
4.1 Perlindungan
Manusia memerlukan perlindungan fisik, berupa
perumahan yang aman untuk dihuni, bebas dari keadaan atau tatanan alam yang
dapat menimbulkan risiko seperti gempa bumi, aman dari letusan merapi,banjir
dan sebagainya.
Perbedaan antara kecukupan dalam kehidupan juga
mengakibatkan perbedaan mutu rumah sebagai perlindungan keluaraga. Pada umumnya
rumah di desa keadaannya sederhana tapi cukup untuk keperluan perlindungan diri
beserta keluarga. Sedangkan di kota menunjukkan kesenjangan cukup bermakna antara
rumah kampung yang miskin disela-sela rumah mewah dan bertingkat.
4.2 Ketentraman
Ketentraman sosial adalah perlindungan dari
kericuhan yang ditimbulkan oleh manusia seperti pencurian, perampokan, teror
dan huru hara lainnya. Perlindungan terhadap gangguan manusia diharapkan
diperoleh dari ketentraman yang dijamin dengan hukum dan peraturan
perundang-undangan buatan manusia. Akhirnya ketentraman masyarakat ini juga
harus mengacu pada hukum kosmos dari tatanan alam.
Ketentraman lahir sangat mempengaruhi ketentraman
batin. Pada umumnya untuk hidup di kota dituntu ketahanan diri yang kuat untuk
menghadapi tantangan ketentraman lahir dan batin.
5. Kebutuhan
Psikologi
Kebutuhan dasar
manusia dan keberadaannya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan masalah sikap
kejiwaannya. Untuk itu dikenal psikologi lingkungan (Bonnes & Secchiaroli
1995; Sarwono 1992).
Sikap dan perilaku
manusia sangat dipengaruhi oleh perilaku ruang (spatial behavior). Hal ini
mungkin sekali akan menimbulkan ketegangan lingkungan, misalnya keadaan reuang
yang akan memicu kejiwaan seseorang , sifat cahaya dan suhu.Jadi pada dasarnya
pengaruh lingkungan terhadap kejiwaan seseorang dapat bersifat internal,
eksternal, maupun transendental
5.1 Faktor Internal
Faktor internal
yang memperngaruhi seseorang dapat berbeda-beda. Dalam kehadiran seseorang
dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada :
1.
Jati
diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang.
2.
Empati
yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan oranglain dalam sistem
sosial dimana dia berada.
3.
Altruisme
yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong oranglain.
5.2 Faktor eksternal
Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita juga akan sangat mendapatkan pengaruh eksternal, yakni
faktor perilaku kepedulian sesama dan kehormatan.
1.
Kepedulian,
faktor diperhitungkan keberadaan kita.
2.
Kehormatan
, mulai dari self-esteem, kehormatan diri diantara sesamanya.
5.3 Faktor transendental
Tuhan yang
menciptakan kita berada dimana kita berada yang selalu merasa dekat dengan-Nya,
tetapi tidak sama dengan tuhan, karena hubungan kita dengan Tuhan adalah
transendental.
6. Benda
dengan Segenap Makna Fisik dan Kimiawi
Dalam menelaah
segala ciptaan di Bumi dan sekitarna inio perlu dipahami bahwa segenap pengada,
baik yang ragawi maupun insani pada dasarnya sekaligus memperlihatkan sifat
fisik dan kimiawi.
Misalnya
02 (oksigen) dan CO2 (karbondioksida) keduanya dikenal
sebagai bahan kimia, tetapi keberadaannya sebagai gas, baik gas oksigen maupun
gas karbondioksida merupakan benda secara fisik. Contoh lain adalah H2O
yang dikenal sebagai benda dengan rumus kimiawi, tetapi keberadaan di alam
sebagai air. Proses yang dialami oleh air pun keberadaannya dapat bersifat
fisik, misalnya kalau gula yang manis dilarutkan dalam air, rasa yang manis
dengan tambahan air berubah sifat fisiknya menjadi kurang atau tidak manis.
Dalam
tubuh makhluk hidup , termasuk manusia perwujudnannya memang fisik sebagai
pengada insani lain, tetapi dalam kehidupannya segala proses yang terjadi
bersifat fisik maupun kimia, akrena itu dalam metabolisme disebut proses
fisika-kimia.
6.1 Pendekatan strategik pengelolaan kimia
Dalam mengembangkan kerja sama internasional tentang
penyelamatan penggunaan bahan kimia diharapkan agar World Customs Organization
(WCO) ikut mengatur dan mengawasi peredaran lalu lintas bahan kimia
antarnegara.
6.2 Tim koordinasi pengelolaan bahan kimia secara strategik
Sebagai tindak lanjut komitmen Pemerintaah Indonesia
sejak tahun 1997 telah dibentuk Tim Teknis Pengelolaan Bahan Kimia Terpadu yang
terdiri atas wakil lintas sektor dengan Kementrian Lingkungan Hidup sebagai
leading sektor dengan dibantu oleh Badan POM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).sektor
yang terkait didalam tim tersebut adalah Komisi Pestisida, Kerja sama
BATAN-Depkes, Badan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Komisi AMDAL (baca: Komisi
Kelayakan Pembangunan), Forum Koordinasi Manajemen Kimia Terpadu, dan berbagai
badan lain yang dalam pembentukan sebagai Pusat Pengendalian Keracunan/Pusat
Informasi Keracunan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kompetensi
suatu masyarakat sangat tergantung pada cara berfikir yang diwujudkan oleh
segenap individu sebagai keseluruhan sumber daya manusia.kompetensi dasar dan
kebutuhan dasar manusia adalah dua sisi yang saling menentukan.
Jadi
kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki dapat dikelompokkan sebagai
kebutuhan fisiologi, fisik dan fsikologi, dan pemenuhan akan kebutuhannya ini
merupakan kewajiban dan hak asasi setiap orang.
Dari
kebutuhan fisiologi tersebut terlihat bahwa keamanan pangan merupakan kriteris
penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh disamping ketersediaan
pangan keterjangkauan pangan penerimaan pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar